Isu keberagaman semakin hari serasa semakin menarik untuk kita kaji, terkhusus jika hal itu disandingkan dengan tahun politik di negeri ini. Cukup menarik memang jika kita berbicara masalah pluralisme yang ada di Indonesia, tanpa harus tahu dari mana asalnya kita mengerti bahwa Indonesia memiliki ratusan suku, budaya, dan adat. Atau mungkin malah sampai ribuan jenis kelompok di indonesia baik kita klasifikasikan berdasarkan suku, agama maupun ras atau golongan. Kita tahu NKRI adalah salah satu bukti nyata bahwa perbedaan itu bukanlah sebuah ancaman yang sangat menakutkan. Oleh karenanya keberagaman Indonesia sudah tentu bukan hal baru lagi untuk kita bicarakan.
Sedikit berbeda dengan beberapa tahun terakhir ini, entah sekarang ini adalah waktu yang tepat untuk kita mengulas tentang pluralisme atau hal ini semata-mata menjadi salah satu ciri Indonesia sebagai negara plural sudah mulai terlupakan? Maksudnya adalah apakah perlu kita berbicara atau membumingkan kata keberagaman, multikultural, pluralisme di saat kita tahu bahwa NKRI adalah negara paling beragam dan plural? Apakah mungkin negeri ini sudah mulai Intoleran sehingga sangat-sangat perlu kembali kita ingatkan tentang itu?
Apakah ini merupakan indikator meningkatnya sikap Intoleransi?
Sedikit aneh memang ketika banyak organisasi, komunitas maupun kelompok yang mulai peduli dan berbicara keberagaman malah itu mungkin menjadi alasan suatu bentuk sikap Intoleransi kita di jaman milenial sekarang ini. Ingin saya katakan jika kegiatan-kegiatan keberagaman malah sering terkesan ingin membentuk suatu kelompok yang lebih eksklusif. Artinya, kita malah sering di beri porsi cukup/pas-pasan. Yang mana kita harus menerima apa yang diajarkan dalam program agenda tersebut.
Stigma-stigma yang diajarkan dalam agenda tersebut malah lebih terkesan dogmatis atau paksaan yang malah terkesan semakin memberi batas yang berbeda terhadap agama dan keberagaman. Seperti yang kita tahu bahwa agama dan keberagaman itu tidak dapat terpisahkan. Apa yang diajarkan oleh agama itu adalah tentang keberagaman, tentang toleransi. Dan jika kita berbbicara toleran maka agama itu adalah tingkat tertingginya. Artinya beragama tapi tidak toleran itu adalah orang yang tak berilmu dan jika toleran tapi tidak beragama itu mustahil.
Kembali ke pertanyaan awal, apakah ini menjadi salah satu indikator meningkatnya sikap intoleransi? Jawabannya kemungkinan iya, jika bentuk-bentuk agenda keberagaman itu sifatnya dogmatis atau paksaan maka itu bukan keberagaman namanya itu lebih tepat kita sebut sebagai anti keberagaman dalam konteks keberagaman. Jika bentuk agenda keberagaman itu lebih berkesan eksklusif dan hanya sebatas orang-orang pilihan maka itu adalah rasa toleransi dalam bingkai intoleransi.
Dalam hal ini, jika kegiatan-kegiatan keberagaman di simbolkan sebagai rasa ketakutan akan sikap intoleransi maka kegiatan-kegiatan tersebut seperti penghilang rasa ketakutan tersebut. Artinya, jika benar adanya semakin tinggi trending kata keberagaman, maka semakin tinggi pula tingkat intoleransi. Namun, perlu kita tahu bahwa kita tidak dapat berpikir di satu sisi. Mungkin disisi lain, di mana keberagaman itu menjadi hal yang menarik bagi oknum atau kelompok-kelompok tertentu yang memang ingin mengatasnamakan keberagaman dan HAM untuk menghilangkan stigma-stigma buruk pada kelompok mereka. Ya mana kita tahu, kita juga berbicara tentang keberagaman.
Pada akhirnya, keberagaman itu bukanlah suatu keyakinan atau kepercayaan yang sifatnya dogmatis/paksaan tapi lebih bersifat free/kebebasan yang artinya kita tidak dapat menjustifikasikan seseorang untuk mematuhi konsep keberagaman yang kita miliki. Keberagaman itu tidak hanya berdasarkan kelompok, suku, agama ataupun ras. Tapi lebih dari pada itu, keberagaman itu lebih berbicara antara kita terhadap individu, kelompok dan makhluk hidup. Yang itu semua nantinya akan berakhir dan bermula dari sang pencipta. Artinya, keberagaman yang saya maksud adalah keberagaman yang bersumber dari ajaran agama. Yang boleh atau tidaknya sudah ditentukan dalam agama, tinggal bagaimana kita mengaplikasikan hal tersebut.***
Posting Komentar untuk "Keberagaman Semakin Wah, Apakah ini Indikator Intoleransi Semakin Meningkat?"