Cerlang adalah singkatan dari Cerdas, Lincah dan Riang. Sekolah ini beralamat di Jalan Johar No. 82 Pontianak. Sekolah ini adalah sekolah inklusi di Pontianak karena tidak membedakan siswanya, baik suku, agama, ras, kemampuan ekonomi, termasuk anak berkebutuhan khusus (sebenarnya semua anak berkebutuhan khusus).
Awal aku mengenal Cerlang adalah karena ingin bertemu dengan Kak Andi Yentriyani, seorang dosen UI dan mantan komisioner Komnas Perempuan yang pada saat itu menjadi 'pembina' Komunitas Bela Indonesia (KBI) cabang Kalimantan Barat. Aku dan Kak Andi janjian di Cerlang karena ingin membahas blog KBI.
Tidak! Pertama kalinya aku melihat Cerlang, sudah sering nongkrong di Leo Kafe dan rasanya tidak ada yang spesial dari sekolah ini. Di pikiranku begini "Ya, ini TK." Selain karena tempatnya tampak sederhana dari luar, aku merasa tidak memiliki ketertarikan yang besar pada dunia anak-anak.
Tetapi ketika aku masuki, kok rasanya jadi beda. Hiasan di dalamnya terlihat unik dan kreatif. Ada hiasan yang dihasilkan dari sampah dan kebanyakan adalah hasil karya anak-anak TK Cerlang Pontianak.
"What is this place?" Ini kalimat pertama yang muncul. Kenapa tempat ini terasa spesial?
Kak Sri, kepala sekolah TK Cerlang, yang waktu itu ada bersama kami menjelaskan sedikit tentang Cerlang. Bahwa Cerlang adalah sekolah bermain, sekolah yang memerdekakan, sekolah inklusi, tempat belajar, bisa juga disebut sekolah keberagaman di Pontaianak.
Kak Sri menambahkan kalau fitrah anak adalah bermain. Makanya, cara belajar di Cerlang adalah dengan bermain. Bermain itulah belajar, katanya.
“Tetapi bagaimana bisa? Kalau bermain terus, kapan mereka belajar?"
Klasik. Beginilah pertanyaan seseorang yang melewati sekolah negeri dan sekolah swasta. Belajar dalam benak saya adalah datang ke sekolah membawa pensil dan buku lalu mencatat, menghapal. Jika ingatanmu cukup kuat, tidak nakal dan jadi anak yang manis, maka kamu akan naik kelas. Jika nilaimu melebihi nilai anak-anak lainnya, maka kamu akan dapat juara.
Belajar di Cerlang itu unik. Sewaktu-waktu mereka bisa keluar dari ruangan. Mengamati mobil-mobil yang lewat di jalanan. Lalu anak-anak mengenali warna mobil. Kemudian menghitung, berapa mobil yang berwarna hijau, berapa yang berwarna merah dan berapa yang berwarna hitam. Lalu jika semua ditotalkan, jadi berapa? Inilah salah satu cara belajar berhitung di Cerlang. Lalu anak-anak bisa menulis angka dan huruf yang tertera di plat kendaraan. Tentu butuh kecerdasan untuk melalukannya karena kita bicara tentang kendaraan yang bergerak. Butuh ingatan yang kuat. Angka dan matematika tidak diajarkan dengan cara memberikan anak pensil dan kertas atau mencontoh dari papan tulis.
Pagi hari ibu guru Cerlang menanyakan pengalaman anak-anak tiap hari. Ada yang mendengar berita kebakaran di SPBU yang meledak, ada berita pemilu, ada yang menceritakan mainannya. Masing-masing bercerita. Anak-anak TK yang pemalu, mencoba terbuka, mencoba mendengar dan yang tidak kalah penting, belajar untuk berbicara. Bukankan kita membayar mahal kuliah atau mengambil kursus public speaking?
Dari celoteh pagi saja anak-anak bisa belajar banyak hal. Misalnya tentang SPBU yang meledak. Mereka jadi belajar masalah ‘SPBU’ dan ‘api', juga masalah sosial, dan sains. Adakah korban jiwa? Kenapa SPBU yang berisi minyak bisa meledak sedangkan tangki air tidak? Alhasil, lulusan Cerlang punya kemampuan akademik yang tinggi, punya pengetahuan yang luas.
Tetapi mereka bermain. Karena itulah fitrah mereka sebagai anak-anak. Dan tidak banyak orang dewasa yang bisa memahami ini. Atau setidaknya tidak merasa hal ini sebagai sesuatu yang harus menjadi bahan perhatian mereka.
Kak Sri saja, kepala sekolah TK Cerlang mengaku pada awalnya tidak memiliki ketertarikan dengan dunia anak-anak. Beliau menyukai pekerjaan lamanya sebagai dosen bahasa Inggris. Jujur saja, kalau ditanya, berapa banyak dari kita yang akan menganggap pekerjaan sebagai guru TK lebih ‘wah’ dari pada dosen?
Saya jatuh hati pada Cerlang bukan karena di sana terlihat enak, anak-anaknya bermain terus. Tetapi proses belajar di Cerlang mengajarkan anak untuk:
- Terus belajar. Anak tidak dipaksa belajar, tetapi diberikan pengertian bahwa bahwa belajar adalah proses seumur hidup dan bagian dari hidup yang harus dijalani.
- Mengetahui cara belajar.
- Berempati dan toleran, bisa mengasihi orang lain sebagaimana mestinya tanpa pandang suku, agama dan ras.
Selain itu, Cerlang juga terus mendorong keterlibatan orang tua, ibu dan ayah, dalam pendidikan anak. Tidak hanya sekedar menjadi tukang bayar. Cerlang percaya bahwa mendidik adalah tugas utama orang tua. Guru adalah sebagai partner orang tua.
Sekolah yang memerdekakan di Pontianak, itulah Cerlang. Beruntung mereka yang sekolah di sini. Tidak seperti aku saat sekolah dulu. Guru SMP-ku sering mengatakan kalau aku dan beberapa teman lainnya adalah budak buku. Murid tetapi budak. Datang ke sekolah karena gengsi putus sekolah dan karena disuruh orang tua. Tidak benar-benar paham kenapa kami harus sekolah. Cerlang adalah TK dan SD Rekomendasi Pontianak, pilihan terbaik di Pontianak untuk saat ini.
Penasaran dengan Cerlang? Ingin membuktikan kalau ceritaku benar? Kunjungi mereka di
- Alamat: Jalan Johar. No. 82 Pontianak
- Instagram: @Cerlangku
- FB: Cerlang Sekolahku
- Fans Page: TK & Play Group Cerlang
- Kontak : 081345351977 (Bu Sri)
Posting Komentar untuk "SEPOK: Sekolah yang Memerdekaan ada di Pontianak?"